Rabu, 15 Februari 2012

peradaban islam di eropa

Islam dalam abad pertengahan

Pengertian abad pertengahan
Abad pertengahan diperkirakan terjadi antara abad V-XV M. Awalnya antara eropa barat dan eropa timur terjadi hubungan dagang dan arus kebudayaan barat dan timur. Perdagangan terjadi dengan aman dan berjalan lancar dikarenakan adanya jaminan dari gereja roma. Sehingga hal ini menjadikan italia sebagai pusat perdagangan dan keagamaan karena italia merupakan pusat intelektual eropa. Namun keadaan seperti ini berubah setelah timbulnay kesultanan turki.
Adanya kesultanan turki membawa akibat-akibat penting bagi kehidupan di eropa.  Kesultanan turki menutup hubungan dagang dan arus dari timur ke barat, sehingga praktis eropa terisolir dari dunia timur. Hal ini oleh sebagian sejarawan  ber asumsi  sebagai pencarian jalan baru ke dunia timur dan merupakan asal dari kolonialisme dan imperialisme.
Dengan ditutupnya jalan masuknya antara dunia timur ke dunia barat memaksa dunia barat untuk menggali kekayaan sendiri dan menggantungkan kehidupan mereka pada hasil produksi mereka sendiri. Pada abad XI eropa mulai menyadari adanya peradaban Islam yang tinggi di timur.
Perkembangan Islam Di Spanyol
     Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dibagi menjadi enam periode yaitu
1. Periode Pertama (711-755 M) Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figure yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M
 
Periode Kedua (755-912 M)

    Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd al-Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd al-Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
    Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan baik dibidang politik maupun bidang peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Ausath.
    Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesahidan (Martyrdom).
    Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi
[1].
    Namun ada yang berpendapat pada periode ini dibagi menjadi dua yaitu masa KeAmiran (755-912) dan masa ke Khalifahan (912-1013).
[2]

2. Periode Ketiga (912-1013 M)

    Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah, penggunaan khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Muktadir, Khalifah daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilainnya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu Abd al-Rahman al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
    Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir mendirikan universitas Cordova.
    Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

 Timbulnya peradaban Islam
Antara tahun 650-1250 Nabi Muhammad mulai menyebarkan risalah agama Islam.perkembangan agama Islam berlangsung sampai hancurnya Baghdad pada abad XIII M. Masa itu merupakan perluasan wilayah, integrasi, dan keemasan Islam. Perluasan wilayah dimulai oleh Khulafa ar-Rasyidin, kemudian dilanjutkan Banu Umayyah dan puncaknya pada masa Bani Abbasyiah.
Diantara Khulafau ar-Rasyidin yang membangun peradaban Islam paling tinggi adlah Umar ibn al-Khattab. Umar memfokuskan perluasan wilayah ke tiga arah, yakni utara menuju Syiria, barat menuju mesir dan ke arah timur menuju irak. Iskandariah pelabuhan besar  mesir, al-qadisyiah salah satu kota terpenting  di irak, dan al madain ibukota dari persia dapat dikuasai. Wilayah yang dikuasai Islam meliputi jazirah arab syiria palestian irak mesir dan sebagian wilayah persia. Dengan banyaknya wilayah yang dikuasai  oleh Islam, semakin banyak pula budaya yang masuk karena wilayah tersebut memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Terjadinya saling pengaruh-mempengaruhi menjadikan peradaban Islam berkembang dengan cepat.
Masuknya ilmu pengetauan Islam ke eropa
Kebesaran dinasti Islam serta berkembangnya kebudayaan dan peradaban mereka mebuat bangsa eropa merasa iri, apalagi dari pihak gereja menganggap bahwa Islam adalah musuh yang harus mereka perangi. Kefanatikan Kristen yang dipimpin oleh paus segera mengobarkan perang yang kita kenal sebagai perang salib.
Selain dari eropa, bangsa-bangsa yang menyerang wilayah Islam juga dari bangsa mongol. Serangan ini bukan hanya menghancurkan Islam secara fisik saja tetapi tapi juga menhacurkan kebudayaan yang telah tercipta beratus-ratus tahun lamanya. Ummat Islam kehilangan semua yang dimiliki. Namun diluar dugaan, ternyata bangsa yang menhancurkan kekuasaan Islam, justru ilmu pengetahuan Islam mulai berkembang di daerah eropa. Mengalirnya budaya Islam ke eropa secarra tidak lansung memberikan komtribusi bagi terciptanya zaman renaissnce eropa.
Jalan masuknya ilmu pengetahuan Islam
Melalui Andalusia (Spanyol)
Kekuasaan umat Islam di Andalusia mulai menghilang, terlebih setelah berhasil dikuasainya kota-kota penting oleh Kristen. Mereka juga memaksa penganut Islam yang asli penduduk andalus untuk memeluk agama Kristen, dan mereka ini biasa disebut kaum muzarobus. Namun golongan inilah yang nantinya membuat ilmu pengetahuan Islam mengalir ke eropa.
Penyalurannya dimulai ketikan Kristen berhasil menguasai toledo. Di tempat ini terdapat pusat sekolah tinggi dan ilmu pengetahuan Islam. Para penguasa Kristen sedikit tertarik dengan ilmu pengetahuan Islam, namun mereka tidak mengerti bahasa arab. Akhirnya mereka menggunakan para muzarobus ini untuk menterjemahkan naskah-naskah Islam.
Sebagai langkah berikutnya, para penguasa  Kristen mendirikan sekolah tinggi terjemah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mempelajari ilmu-ilmu Islam. Dengan didirikannya sekolah tinggi terjemah ini, banyak penerjemah dari Baghdad yang berpindah ke Toledo. Sehingga secara otomatis Toledo menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan Islam, terlebih setelah umat Islam terusir dari Andalusia, buku-buku yang tersisa dimanfaatkan oleh mereka. Bangsa barat sangat benci kepada Islam namun sangat mengagumi kebudayaannya.
Melalui Pulau Sisilia
Selain di Andalusia, satu lagi jembatan mengalirnya ilmu pengetahuan Islam ke Eropa yaitu pulau Sisilia. Islam pertama kali berkuasa di pulau tersebut pada masa dinasti Muawiyyah (652 M), lalu diteruskan oleh Bani Aghlob. Penguasaan Bani Aghlob sampai semenanjung Italia. Setelah Italia berhasil direbut kembali oleh Kristen, mereka mendirikan sekolah kedokteran pertama di Eropa yang dipelopori oleh Konstantin African. Konstantin juga mendirikan badan penerjemah yang bertujuan sama dengan golongan Muzarrobus di Andalusia, yakni untuk mempermudah menguasai ilmu pengetahuan Islam.
Jalan masuknya ilmu pengetahuan Islam
Melalui Andalusia (Spanyol)
Kekuasaan umat Islam di Andalusia mulai menghilang, terlebih setelah berhasil dikuasainya kota-kota penting oleh Kristen. Mereka juga memaksa penganut Islam yang asli penduduk andalus untuk memeluk agama Kristen, dan mereka ini biasa disebut kaum muzarobus. Namun golongan inilah yang nantinya membuat ilmu pengetahuan Islam mengalir ke eropa.
Penyalurannya dimulai ketikan Kristen berhasil menguasai toledo. Di tempat ini terdapat pusat sekolah tinggi dan ilmu pengetahuan Islam. Para penguasa Kristen sedikit tertarik dengan ilmu pengetahuan Islam, namun mereka tidak mengerti bahasa arab. Akhirnya mereka menggunakan para muzarobus ini untuk menterjemahkan naskah-naskah Islam.
Sebagai langkah berikutnya, para penguasa  Kristen mendirikan sekolah tinggi terjemah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mempelajari ilmu-ilmu Islam. Dengan didirikannya sekolah tinggi terjemah ini, banyak penerjemah dari Baghdad yang berpindah ke Toledo. Sehingga secara otomatis Toledo menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan Islam, terlebih setelah umat Islam terusir dari Andalusia, buku-buku yang tersisa dimanfaatkan oleh mereka. Bangsa barat sangat benci kepada Islam namun sangat mengagumi kebudayaannya.
Melalui Pulau Sisilia
Selain di Andalusia, satu lagi jembatan mengalirnya ilmu pengetahuan Islam ke Eropa yaitu pulau Sisilia. Islam pertama kali berkuasa di pulau tersebut pada masa dinasti Muawiyyah (652 M), lalu diteruskan oleh Bani Aghlob. Penguasaan Bani Aghlob sampai semenanjung Italia. Setelah Italia berhasil direbut kembali oleh Kristen, mereka mendirikan sekolah kedokteran pertama di Eropa yang dipelopori oleh Konstantin Jalan masuknya ilmu pengetahuan Islam
Melalui Andalusia (Spanyol)
Kekuasaan umat Islam di Andalusia mulai menghilang, terlebih setelah berhasil dikuasainya kota-kota penting oleh Kristen. Mereka juga memaksa penganut Islam yang asli penduduk andalus untuk memeluk agama Kristen, dan mereka ini biasa disebut kaum muzarobus. Namun golongan inilah yang nantinya membuat ilmu pengetahuan Islam mengalir ke eropa.
Penyalurannya dimulai ketikan Kristen berhasil menguasai toledo. Di tempat ini terdapat pusat sekolah tinggi dan ilmu pengetahuan Islam. Para penguasa Kristen sedikit tertarik dengan ilmu pengetahuan Islam, namun mereka tidak mengerti bahasa arab. Akhirnya mereka menggunakan para muzarobus ini untuk menterjemahkan naskah-naskah Islam.
Sebagai langkah berikutnya, para penguasa  Kristen mendirikan sekolah tinggi terjemah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mempelajari ilmu-ilmu Islam. Dengan didirikannya sekolah tinggi terjemah ini, banyak penerjemah dari Baghdad yang berpindah ke Toledo. Sehingga secara otomatis Toledo menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan Islam, terlebih setelah umat Islam terusir dari Andalusia, buku-buku yang tersisa dimanfaatkan oleh mereka. Bangsa barat sangat benci kepada Islam namun sangat mengagumi kebudayaannya.
2. Melalui Pulau Sisilia
Selain di Andalusia, satu lagi jembatan mengalirnya ilmu pengetahuan Islam ke Eropa yaitu pulau Sisilia. Islam pertama kali berkuasa di pulau tersebut pada masa dinasti Muawiyyah (652 M), lalu diteruskan oleh Bani Aghlob. Penguasaan Bani Aghlob sampai semenanjung Italia. Setelah Italia berhasil direbut kembali oleh Kristen, mereka mendirikan sekolah kedokteran pertama di Eropa yang dipelopori oleh Konstantin African. Konstantin juga mendirikan badan penerjemah yang bertujuan sama dengan golongan Muzarrobus di Andalusia, yakni untuk mempermudah menguasai ilmu pengetahuan Islam.
African. Konstantin juga mendirikan badan penerjemah yang bertujuan sama dengan golongan Muzarrobus di Andalusia, yakni untuk mempermudah menguasai ilmu pengetahuan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar